- Back to Home »
- Dakwah , Islami »
- Bidadari Syurga
Posted by : ahmad hamdi
Minggu, 19 April 2015
Di langit senja kota seni Yogyakarta,
Matahari terlihat meredupkan cahayanya, warna merah jingga tampak menghiasi ufuk barat. Semilir angin yang bertiup sepoi-sepoi menyentuh wajah yang terlihat lusuh ini, seakan membujuk sang wajah untuk menampilkan senyuman hangat dengan datangnya senja.
Aku berjalan di tengah hiruk piruk kendaraan yang berlalu lalang. Aku langkahkan kaki dengan semangat yang membuncah di dada, berjalan dengan penuh harapan menggelora. Dengan peluh menetes di dahi, membasahi punggung,yang menopang sebuah tas ransel yang setia menemani dengan ikhlas membawa barang barangku.
Aku mempercepat langkah menuju kantor Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri Sunan Kali Jaga, untuk bertemu dengan Prof. Halim, Dosen Mata Kuliah Tafsir. Beliau adalah seorang dosen sekaligus orang tua bagiku. Karena beliaulah yang telah membantuku selama menjadi mahasiswa. Beliau sangat baik, dan ramah. Beliau juga merupakan seorang dosen teladan yang selalu memberikan motivasi kepada mahasiswanya.
Di dalam ruangan ber AC itu terlihat sepi, hanya ada seorang wanita yang sedang duduk di sofa kantor. Mungkin dia juga sedang menunggu untuk bertemu Prof. Halim. Aku melihat sekeliling, mencari kursi kosong untuk kutempati sejenak, hanya ada dua kursi, di pinggir dan di belakang wanita itu. Aku duduk di kursi belakang, agak jauh dari wanita itu. Aku baru sadar, Di depanku terlihat seorang wanita yang begitu anggun, dengan kulit putih bersih, berjilbab panjang yang menutup aurat dan duduk dengan senyum yang sangat manis tepat di hadapanku. “Pasti wanita ini berasal dari jawa” pikirku.
Tiba tiba seorang petugas memanggil wanita ini “Mbak Sofia silahkan,masuk anda sudah ditunggu Prof. Halim” ucapnya. Wanita yang dipanggil itu tersenyum dan mengangguk pelan.
“Iya, terimakasih pak.”
Wanita itu berjalan, subhanallah, alangkah indahnya, begitu anggun, seanggun bulan purnama yang menyejukkan mata ketika memandangnya, seperti bunga mawar di tengah putihnya salju.
“Astagfirullah” aku pejamkan mata, tiba tiba terbayang keindahan sosok wanita itu, seakan seluruh pikiran terpusat memujanya. Namun mendadak bayangan itu hilang, saat aku mendengar percakapan Prof. Halim dengan wanita itu.
“Sofia, kamu hafidhoh, punya prestasi yang gemilang dengan IP yang memuaskan. Sebenarnya apa tujuanmu kuliah?”
Wanita itu menjawab dengan begitu mantabnya “Alhamdulillah, Allah memberi saya kesempatan yang begitu berharga untuk menempuh pendidikan sampai saat ini. memang banyak sekali orang lain di luar sana yang bahkan tidak mampu mengenyam pendidikan sedikitpun. Tujuan dan cita-cita saya adalah agar saya mampu menjadi wanita karir dalam rumah tangga, menjadi Ibu yang mampu mendidik anak-anak saya menjadi insan kamil yang mulia di dunia dan akhirat,, yang mampu melahirkan orang-orang yang teguh dan kuat dalam iman dan Islam, menjadi seorang istri yang mampu menjadi penyejuk jiwa sang suami, yang selalu menghiasi diri dengan senyuman tulus dan ikhlas serta menjadi pendamping dalam perjuangan ibadah kepada Rabbnya.”
Subhanallah, inilah calon Bidadari Syurga, baru kali ini hati merasa seakan penuh sesak, entah ini bahagia, terharu, kagum ataukah ini cinta? Alangkah mulia tujuan hidupnya.
Waktu tetap berjalan, namun hati ini tidak bisa menyembunyikan rasa. Hati yang telah terbelenggu dengan cintaNya. Siapakah wanita itu? begitu anggun dengan balutan jilbab panjang yang melindunginya, membuat mata hati dan pikiran ini terpenjara.
Beberapa waktu pun berlalu, tugas kuliah menumpuk dan schedule untuk besok adalah mata kuliah Tafsir. Aku harus ke perpustakaan untuk mencari referensi. Dengan terburu-buru aku berjalan ke perpustakaan. Masuk dan berniat mengambil Card Library untuk masuk ke perpustakaan, bolak balik ku buka tas dan merogoh saku celana mencari kartu itu, namun aku tak mendapatnya. “hilang”, pikirku.
“Astaqfirullah, Ampuni aku ya Rabb”. Dalam kebingungan, aku duduk di kursi tunggu di depan perpustakaan.
“Assalamu’alaikum Akhi” seorang wanita berjilbab panjang berwarna merah jambu datang menghampiri. Dengan wajah menunduk dan tangan kanan mengulurkan kartu perpustakaan. Aku lihat wajahnya, Subhanallah hatiku berdegub kencang, mengetahui wanita di depanku adalah bidadari syurga yang pernah kutemui. tutur katanya begitu lemah lembut, dan santun. Mencerminkan pribadi yang ta’dzim dan keibuan.
Setiap hari menjadi muhasabah bagi diriku, merenungkan ciptaanNya. Dalam sujud, doa dan setiap kesempatan“ Ya Rabb yang maha menghadirkan Cinta. Cinta ku hanya satu kepada Engkau, dan Engkaulah yang Maha memberikan cinta. Siapakah dia ya Rabb? Seorang makhluk ciptaan Mu yang telah mengganggu pikiranku beberapa waktu ini, Aku berserah diri hanya kepada Mu, dan tumbuhkan cinta ini dalam waktu dan kesempatan yang benar-benar dalam keridhoan Mu”.
Allah benar benar Maha Pengasih dan Penyayang, mengabulkan setiap doa dari hati yang ikhlas. Bidadari Syurga yang bernama Sofia itu memang ditakdirkan menjadi pendamping hidupku. Saat ini, besok, di dunia dan di akhirat. Insyaallah.
Kisah ini terinspirasi kisah cinta seorang Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Jember, Muhammad Faisol, M.Ag. kisah ini memberikan pelajaran berharga bagi kaum muslimah, sebuah kisah cinta yang berjalan dalam keridhoanNya.
“Jadilah wanita dambaan Syurga”
by: Hidayah Munawwaroh
by: Hidayah Munawwaroh